Sekarang lagi booming Syahrini di industri hiburan tanah air, lain
halnya dengan industri perbankan tanah air yang lagi booming juga dengan
perbankan syariah..
(if want to know more, please go to http://candygloria.wordpress.com)
PERKEMBANGAN dan KONDISI TERKINI
Tahun 2012 yang baru saja dimulai ini
bisa dibilang cukup ada dalam kondisi yang “aman” tercermin dari
pertumbuhan Indonesia terutama industri perbankan yang cukup kuat dan
positif di tengah ombak penurunan ekonomi dunia. Oleh karena kondisi
makro ekonomi yang relatif stabil, keadaan industri perbankan pun
mengalami peningkatan dalam pengembangannya. Setelah dirating, hasil
dari Islamic Finance Country Index menyatakan bahwa industri perbankan
syariah Indonesia masuk di urutan ke-empat di bawah Iran, Arab Saudi,
dan Malaysia yang notabene-nya selalu jadi peran utama keuangan syariah
global. What an amazing news !
Angka rata-rata pun yang cukup luar biasa
perihal pertumbuhan aset perbankan syariah selama lima tahun belakangan
yang naik ke posisi 40% sementara pertumbuhan perbankan konvensional
hanya berada di titik 20%. Ditinjau dari segi aset, total aset perbankan
syariah sebesar Rp 125,5 triliun, naik dari 2010 yang hanya sekitar Rp
97,5 triliun (berdasarkan data statistik perbankan syariah Bank Indonesia, Oktober 2011).
AKANKAH KRISIS MENERJANG ?
Krisis yang terjadi negara-negara besar
seperti Amerika Serikat dan Eropa disinyalir memang akan memberi
kontribusi terhadap perbankan Indonesia, baik langsung atau tidak.
Kenapa bisa begitu? Simpel saja, jawabannya karena mayoritas sistem
keuangan Indonesia perbankan. Untungnya di tengah-tengah kegalauan
ekonomi yang terjadi itu tidak berdampak langsung ke Indonesia karena
eksposur luar negeri hanya sekitar Rp100 triliun (sekitar 3% dari aset
perbankan nasional) begitupun juga terhadap perbankan Syariah yang minim
terkena dampak karena portfolio pembiayaannya hanya Rp92.8 triliun
(September 2011) dan nyaris semua pembiayaannya ada usaha di sektor riil
domestik, bukan luar negeri. Penggunaan dana nasabah dengan distribusi
kredit ke sektor usaha produktif juga ikut serta dalam mendukung
kekuatan kondisi perbankan.
Kabar gembira berikutnya adalah sekarang Indonesia berada di posisi “investment grade” dari BB+ menjadi BBB yang didapat dari International Credit Rating.
Setidaknya, posisi credit rating Indonesia bisa disejajarkan dengan
negara maju yang diterpa badai krisis. Hal yang luar biasa, karena saat
negara maju sedang collapse, Indonesia malah bisa survive. Harapannya adalah kemampuan Indonesia untuk survive ini akan menarik minat inestasi dari investor asing di industri perbankan.