Islamic Finance Intelegence Summit, Kuala Lumpur pada tahun 2011
memprediksi Indonesia akan memimpin industri keuangan syariah dunia pada
tahun 2023 dengan total aset US$ 1,597 Triliun. Semoga kita sudah
pernah mendengar atau membaca informasi ini. Semoga saja para petinggi
dan pemegang kebijakan strategis di Indonesia, juga telah memahami dan
menyiapkan langkah nyata. Masa tersebut hanya tinggal 10 tahun kurang,
dan hendaknya semua elemen bangsa bersatu memahami esensi dan manfaat
yang diterima oleh bangsa Indonesia.
Salah satu manfaat nyata adalah semakin berlipat-lipatnya perputaran
modal berbasis syariah di Indonesia, implikasinya adalah jika modal
berbasis syariah semakin besar berputar dan mengalir dalam suatu negara,
maka, langsung berkorelasi positif dengan bergeraknya sektor riil.
Investasi meningkat dengan tajam, baik untuk infrastruktur, jasa maupun
produk. Dalam bahasa awam, industri bergerak semakin kencang, karena
suntikan modal yang berlimpah dengan biaya modal yang murah. Hal ini
akan mendorong para pengusaha untuk menambah modal kerja (investasi),
yang berimplikasi pada ekspansinya perusahaan, dengan demikian akan
membuka lapangan pekerjaan yang semakin masif, daya serap tenga kerja
samakin banyak, pengangguran berkurang, masyarakat semakin banyak yang
mempunyai pendapatan, daya beli meningkat yang menigindikasikan
kesejahteraan meningkat, perputaran barang dan jasa semakin kencang
seiring dengan bertambahnya invesatasi diberbagai sektor.
Berlimpahnya modal, juga akan berimplikasi positif pada penyediaan modal
untuk infratruktur, yang sampai sekarang masih menjadi pekerjaan rumah
dalam setiap periode pemerintahan, ketimpangan infrastruktur antar pulau
masih kentara dirasakan, dengan adanya suntikan modal akan memudahkan
pemerintah untuk bergerak mempercepat pengadaan infrastruktur antar
pulau.
Kesempatan ini hendaknya tidak diabaikan begitu saja, kehidupan yang
lebih sejahtera merupakan amanat konstitusi kita, ini merupakan mimpi
dari berbgai elemen bangsa, jika terwujud menjadi prestasi tersendiri
bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki jumlah penduduk
sangat besar dan mayoritasnya adalah Islam, kita semua harus selalu
memupuk rasa optimis bahwa mimpi tersebut menjadi nyata. Amin.
Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan potensi yang sangat besar,
sangat berpeluang untuk menjadi pusat industri keuangan syariah karena
Indonesia mempunyai penduduk muslim terbesar didunia yang selalu
berkembang dan menunjukkan kinerja ekonomi yang semakin baik, Indonesia
juga merupakan negara yang mempunyai sumber daya manusia yang terus
berkembang, negara dengan toleransi yang baik, negara yang mampu
mengkombinasikan semangat beragama yang baik saat yang sama juga modern
dan tetap bergaul dengan tataran internasional dengan beragam latar
belakang dan agama, negara yang mempunyai karakter sebagai negara yang
terbuka dan siap melakukan perbaikan kearah yang lebih baik.
Walaupun demikian ada beberapa pekerjaan domestik yang secara bertahap
perlu diselesaikan yaitu menguatkan soliditas internal bangsa
Indonesia, agar rencana ini benar-benar masuk dalam rencana kerja yang
berkelanjutan dari satu pemerintahan ke pemerintahan yang lain, untuk
itu para pegiat ekonomi syariah harus berupaya semaksimal mungkin untuk
mengawal siapapun penguasa, dengan mengedepankan asas manfaat jika
rencana ini terjadi. dengan cara inilah akhirnya solidtas bisa tercapai,
dan kebutuhan menjadi negara yang nomor wahid dibidang industri
keuangan syariah didunia bisa terjadi, batu sandungan lainnya adalah
adanya sekelompok kecil orang di Indonesia yang masih saja melihat ada
agenda tersembunyi dibalik arus ekonomi syariah, walaupun telah banyak
keungulan ekonomi syariah yang dibuktikan secara ilmiah. sepertinya
mereka ini khawatir kebebasan mereka dihambat dengan adanya arus ekonomi
syariah ini, padahal Islam tidak pernah memaksakan sesuatu kepada pihak
manapun.
Dengan demikian rencana ini membuka peluang yang besar bagi pegiat
ekonomi syariah untuk secepat mungkin menyiapkan sumber daya yang unggul
untuk menopang agenda besar tersebut, seharusnyalah
universitas-universitas begengsi di Indonesia menjadikan
fakultas/jurusan/program studi yang terkait ekonomi dan keuangan syariah
menjadi unggulan, baik sarjana maupun pasca sarja, hal yang sama harus
juga dilakukan pada kampus akademi, politeknik, SMA, bahkan pendidikan
dasar. Saat ini saja pertumbuhan industri syariah di Indonesia belum
mampu diimbangi dengan jumlah dan kualitas lulusan dari perguruan tinggi
di Indonesia.
Namun, jangan lupa belum tentu agenda ini bisa mulus berjalan, karena
bisa jadi negara lainpun juga berminat menjadi pusat industri keuangan
syariah, sebelum ini kita pernah mendengar Singapura menginginkan
menjadi pusat industri keuangan syariah dunia, dan ini beralasan,
Singapura diapit oleh dua negara dengan jumlah penduduk muslim besar di
dunia yaitu Indoensia dan Malaysia, Singapurapun sudah terbiasa menjadi
pusat bisnis dunia, karena posisinya juga strategis. Dengan demikian
Indonesia perlu mewaspadai langkah-langkah ini, untuk diantisipasi.
Walaupun saat ini perekonomian eropa sedang tergoncang, dan goncangan
tersebut bisa jadi menguatkan negara-negara eropa untuk melihat sistim
ekonomi Islam sebagai solusi, indikasi tersebut terlihat di Ingris dan
Prancis, saat ini negara yang mempunyai ekonomi paling kuat di eropa pun
juga melirik sistim ini untuk dipelajari dengan serius. Ada beberapa
mahasiswa kita saat ini sedang melakukan riset ekonomi syariah untuk
doktoran di Inggris, sesuatu yang bagi saya agak terbalik, bukankah
seharusnya mahasiswa dari Inggris yang datang ke kita untuk belajar
ekonomi Islam, namun begitulah kenyataannya dan ini harus direbut.
Agenda bersama
2023 bukanlah masa yang lama, untuk hitungan perguruan tinggi hanya
mampu meluluskan dua generasi. Untuk itu secepatnya perlu disusun
langkah-langkah kongret dalam mencapai masa tersebut, dengan
masing-masing pihak mengambil perannya masing-masing. Langkah-langkah
strategis tersebut dirancang dalam rangka menyambut, maka para pakar
ekonomi syariah, harus menyatukan gerak dan langkah agar derap menuju
masa tersebut bisa tercapai dengan baik. Lembaga seperti IAEI, MES,
Kampus, Pusat studi, para peniliti, harus bersatu membuat rumusan
langkah nyata dan melakukan sosialisasi masif.
Para pakar ekonomi syariah harus mampu memvisualisasikan dengan nyata
seperti apa Indonesia saat menjadi negara nomor wahid industri keuangan
syariahnya, apa manfaatnya, dampaknya dan kesejahteraan seperti apa yang
akan dirasakan masyarakat banyak.